Pembubaran tim Persis Solo yang
berlaga di Divisi Utama, disesalkan berbagai oleh berbagai pihak. Tak hanya suporter
Pasoepati, masyarakat pun juga menyayangkan hal tersebut. Namun jajaran
managemen telah mengambil keputusan bulat, membubarkan tim Persis Solo.
CEO Persis Solo sekaligus Presiden Direktur (Presdir) PT Persis Solo Saestu selaku pengelola klub berjuluk Laskar Sambernyawa mengatakan keputusan tersebut terpaksa diambil karena kondisi yang mendesak. Pasalnya Exco (Komite Eksekutif) PSSI telah menghentikan kompetisi serta tidak ada kejelasan kapan kompetisi digelar lagi. "Berdasar alasan ini kami memutus kontrak pemain per hari ini, karena kondisinya force major, ujar Paulus.
Terkait hak pemain untuk gaji bulan Mei, ia menegaskan akan tetap dibayarkan. Namun besarannya hanya 50 persen dari gaji penuh selama sebulan. Meski mereka meminta gajinya dibayar 100 persen tetapi karena kondisinya force major dan aktifitas latihan sudah berhenti sejak lama, maka pihaknya memutuskan hanya membayar 50 persen untuk bulan ini. Karena itu merupakan kemampuan yang bisa dibayarkan oleh Pesis Solo.
Lebih lanjut Paulus menuturkan selain memutus kontrak para pemain, managemen juga membatalkan beberapa hubungan kontrak dengan para sponsor. Pembubaran tim legendaris yang berdiri sejak 1923 tersebut juga membawa dampak kerugian finansial bagi Persis Solo. Paulus mengklaim kerugian yang diderita Persis karena tidak jadi berkompetisi mencapai Rp 600 juta.
Komentar
Posting Komentar